Kodim Bersama Pemkab Buleleng Gelar Simulasi Kesiapsiagaan Bencana


# Keteranga foto; Kodim Bersama Pemkab Buleleng Gelar Simulasi Kesiapsiagaan Bencana.
 
 
DETEKSIPOST.COM – SINGARAJA – BALI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana dengan mengajak semua pihak untuk melakukan latihan kesiapsiagaan bencana secara serentak pada tanggal 26 April 2019
 
BNPB menjadikan tanggal 26 April sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana tersebut bertujuan untuk membudayakan latihan secara terpadu, terencana dan berkesinambungan guna meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menuju Indonesia tangguh bencana.
 
Kegiatan utama pada Hari Kesiapsiagaan Bencana adalah dilaksanakannya latihan atau simulasi serentak di seluruh wilayah Indonesia, seperti latihan evakuasi mandiri, simulasi kebencanaan, uji sirine peringatan dini, uji shelter dan lainnya.
 
Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Verdy De Irawan S.H. M.Tr. (Han) menyampaikan kepada para hadirin, antara lain, harapan dari latihan ini untuk memberikan pengetahuan kepada kita mengenai di mana posisi kita, serta risiko apa yang ada di sekitar kita, lalu apa solusinya dalam merespon risiko bencana tersebut. Harus bisa kita atasi minimal kita bisa menyelamatkan diri.
 
Lanjut Dandim, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kewaspadaan terhadap bencana dan memberikan edukasi cara membantu korban dengan sasaran seluruh orang yang tinggal di Indonesia termasuk Kabupaten Buleleng tentunya.
 
Bupati Buleleng yang diwakili Sekda Buleleng Ir. I Dewa Ketut Puspaka, MP., mengatakan, berbagai bencana yang terjadi di Indonesia banjir, longsor, gempa bumi seperti lombok bahkan juga tsunami dengan korban yang tidak sedikit.
Pada beberapa bulan yang lalu di Desa mengening ada korban 4 orang dalam 1 keluarga, ini sebagai peringatan bahwa kita harus selalu waspada terhadap bencana.
 
Yang menjadi titik berat bagaimana kita saat ini adalah bagaimana mengedukasi masyarakat agar mengenali bahaya dan mengurangi resikonya.
 
Buleleng mempunyai 3 lempeng yang bisa memicu tsunami dan di tahun 1976 pernah terjadi gempa dengan korban ribuan. Bencana ini merupakan bencana paling bahaya. Bencana saat itu menunjukkan bahwa yang banyak menjadi korban adalah anak-anak dan ibu-ibu, bencana yang terjadi yang merupakan pengaruh alam secara global dan ulah kita semua, oleh karenanya pada hari kesiapsiagaan bencana tahun 2019 ini pemerintah mengeluarkan tema, “selamat kita jaga alam, alam jaga kita”.
 
Kesiapsiagaan itu harus kita mulai dari saya, anda dan kita semua, ini artinya Kita semua harus memiliki pengetahuan dan pemahaman bagaimana kita menjaga alam agar kita peka dengan bencana bukan untuk kita sendiri tetapi harus disebarluaskan kepada keluarga dan masyarakat luas”, ungkap Sekda Buleleng tersebut.
 
Sementara itu dalam laporannya Ketua Panitia, Ida Bagus Suadnyana, S.H., M.Si., yang juga merupakan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, mengatakan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahin 2007 mewajibkan dalam penanganan bencana melibatkan semua instansi terkait.
 
Rangkaian Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2019, memang menyasar seluruh sekolah yang sudah dibentuk menjadi sekolah aman oleh masing-masing kecamatan. Sosialisasi dan simulasi diberikan untuk memantapkan mereka ketika terjadi bencana gempa yang tak dapat diprediksi.
 
“Kenapa kami memilih simulasi gempa, karena dari segi geografı, Buleleng memang potensi bencana gempa cukup tinggi, selain itu bencana ini yang dinilai paling berbahaya karena tidak dapat diprediksi kapan akan datang, berbeda dengan bencana-bencana lainnya”.
 
Kegiatan yang dihadiri sebanyak 500 orang tersebut terdiri dari unsur Pemkab Buleleng, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Pelajar dan komponen masyarakat lainnya ditandai dengan bunyi sirine dan pelaksanaan simulasi kesiapsiagaan menghadapi bencana.(*)