Dr. I Ketut Mardjana; Sumpah Pemuda Harus Terus Digelorakan di Setiap Generasi.


Keterangan; CEO Toya Devasya Natural Hot Spring, Dr. I Ketut Mardjana didampingi Ketua FORKI Bangli Mantik dan Tokoh perempuan Bangli, Putu Astiti Saraswati.
 
 
 
Deteksipost.com – Bangli – Bali –
CEO Toya Devasya Natural Hot Spring, Dr. I Ketut Mardjana mengatakan, Sumpah Pemuda harus terus digelorakan di setiap generasi.
 
Hal itu sebagai pengingat akan gerakan perubahan dan persatuan oleh pemuda dalam ‘Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa.
 
Selain itu, kegiatan itu dipusatkan di Toya Devasya, Desa Toya Bungkah, Kabupaten Bangli, Minggu, 27 Oktober 2019.
 
“Menurut Ketut Mardjana pemuda-pemudi di Kabupaten Bangli membangkitkan kembali semangat Sumpah Pemuda dengan berkumpul dan melakukan refleksi pergerakan pemuda di masa 1928. “ujarnya.
 
“Sementara saat ini konteks kekinian, pemuda harus membangun masa depan dengan prestasi setinggi-tingginya. Di sinilah, pemuda terus memberikan peran terhadap perubahan dan inovasi,” jelas Ketut Mardjana di Hiker’s Camp Toya Devasya Natural Hot Spring, Minggu, 27 Oktober 2019 malam.
 
“Dunia sekarang challenge nya berbeda dibandingkan 91 tahun lalu,” tambah Mardjana.
 
Dikatakan Ketut Mardjana, Malam renungan Sumpah Pemuda dikemas dalam kegiatan Camping & Gathering Atlet PASI dan Atlet Karate Kabupaten Bangli.
 
Selain itu, hadir pula pelari Ultra Marathon Serka Dewa Gede Astawa yang memecahkan rekor lari keliling Bali sejauh 374 km.
 
“Kunci keberhasilan kita adalah bagaimana menggugah anak muda untuk melakukan perubahan,” jelasnya demikian.
 
Tokoh perempuan Bangli, Putu Astiti Saraswati menambahkan, pemuda di era digital memiliki tantangan yang berbeda dibandingkan dengan gerakan yang dilakukan pemuda-pemudi di tahun 1928.
 
Selain itu pemuda-pemudi di era teknologi ini mendapatkan perlakuan khusus dengan sebutannya sebagai milenal atau generasi Y atau Gen Y.
 
Lanjut dimulai dari generasi Langgas (generasi yang lahir dalam rentang tahun 1980 sampai tahun 2000) ini, Putu Astiti Saraswati melihat akan ada perubahan besar dalam rentang 5-10 tahun kedepan.
 
“Sekarang tantangannya berbeda tapi pemuda tetap jadi ujung tombak. Kali ini perbedaannya di teknologi, sampai sampai disebut sebagai generasi milenial, “jelasnya.
 
Sehingga tentu akan terjadi perubahan total dalam memandang suatu tugas maupun permasalahan yang harus diselesaikan,” ungkap. Putu Astiti Saraswati.(Team).